Faktor Pembentuk Karakter, Benarkah Perilaku Anak Cerminan Orangtuanya
Faktor Pembentuk Karakter, Benarkah Perilaku Anak Cerminan Orangtuanya
Ini dia sahabat SMC, faktor pembentuk karakter anak, genetik salah satunya
Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan seorang anak. Banyak hal yang dipelajari seorang anak sejak kecil dari keluarganya. Terutama untuk Mama dan Papa, orangtua memiliki peran besar dalam membentuk karakter si Anak.Lalu apakah semua karakter anak berasal dari orangtua? Atau ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh?Benarkah perilaku anak cerminan orangtuanya?Apa yang orangtua sikapi terhadap anak-anaknya memang berpengaruh pada tumbuh kembang si Anak.Popmama.com telah mewawancarai psikolog Alexandra G. Adeline, M.Psi untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk karakter anak, berikut informasinya.
1. Genetik dan pola asuh
Faktor yang paling berpengaruh pada terbentuknya karater anak adalah faktor genetik dan faktor pola asuh.Psikolog Alexandra mengatakan “Faktor genetik dan pola asuh itulah mengapa banyak orang yang punya orangtua yang sama, tapi mereka tetap memiliki karakter yang berbeda”. Meski pola asuhnya sama, namun dari segi dominan gen yang diturunkan kepada tiap anak bisa berbeda-beda.
Selain faktor pola asuh, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang penting untuk membentuk value, persepsi maupun idealisme yang ada dalam kepribadian anak. Si Anak yang berada pada lingkungan yang memiliki nilai-nilai yang baik akan cenderung menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.
2. Faktor yang lebih mendominasi
Lebih lanjut, psikolog Alexandra menyebutkan “Penelitian dari Queensland Brain Institute dan VU University of Amsterdam menemukan bahwa 49% genetik dan 51% lingkungan yang membentuk karakter anak”.Ini berarti walau tidak jauh berbeda, faktor lingkungan lebih mendominasi untuk pembentukan karakter anak.
3. Usia anak mulai mencontoh orangtua
Sebagai orang terdekat bagi anak, orangtua sering kali menjadi contoh yang diikuti perilaku, baik perkataan atau perbuatan oleh anak. Masyarakat sering menyebut bahwa orangtua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.Untuk mempersiapkan diri Mama harus memahami tepatnya sejak kapan anak akan mulai meniru perilaku Mama dan Papa.Psikolog Alexandra menjelaskan “Dari awal tanpa orangtuaa sadari, anak sudah merekam dan mempelajari apa yang dia lihat dan dengar. Tapi memang biasanya mulai meniru itu sekitar usia 3 tahun saat anak memasuki perkembangan kognitif level preoperasional”Perkembangan kognitif preoperasional merupakan perekembangan tingkat dua, yang terjadi saat si kecil berumur 2-7 tahun, pada saat ini si kecil mulai mengembangkan daya ingat dan imajinasinya.
4. Bentuk perilaku yang ditiru anak
“Hampir semua yang dia tangkap akan ditiru. Hanya saja kita memang tida bisa 100% menghindarkan anak kita dari contoh-contoh perilaku yang tidak baik” ungkap psikolog Alexandra.Salah satu contoh perilaku yang tida bisa orangtua hindari adalah seperti saat si kecil melihat kejadian-kejadian yang tidak disengaja, baik di luar atau di dalam rumah. Contohnya, melihat proses memotong ayam.“Itu pun jika tida diarahkan dengan baik bisa menjadi pemahaman yang kurang baik juga” jelas psikolog Alexandra.
5. Batas maksimal anak meniru
Psikolog Alexandra mengatakan “Manusia akan belajar terus”. Ya, anak tidak akan pernah berhenti meniru orangtuanya, bahkan sampai dewasa.Yang membedakan adalah saat dewasa anak sudah mendapat nilai-nilai lain dari luar lingkungan rumah, dan mengerti mengenai yang baik, benar atau salah dan nilai-nilai moral lainnya.Dari sana anak akan tau mana perilaku yang boleh mana yang tidak boleh.
6. Cara agar anak tidak meniru sikap buruk orangtua
Sebagai manusia, orangtua mungkin tidak bisa selamanya berperilaku sempurna di depan anak-anaknya. Kadang ada beberapa perilaku buruk yang tidak sengaja orangtua lakukan.Hal ini bisa diminimalisir dengan terus meningkatkan kesadaran Mama dan Papa. Selain itu, menjaga dan mengajarkan anak tentang pemahaman moral merupakan langkah yang baik untuk Mama dan Papa ambil.
7. Perilaku yang harus dihindari orangtua
Berikut perilaku yang harus dihindari orangtua untuk menumbuhkan karakter anak yang baik menurut psikolog Alexandra “Kata-kata kasar, kekerasan, terlalu perfeksionis, ataupun tindakan-tindakan yang melanggar hak orang lain seperti merendahkan”Itulah faktor-faktor pembentuk karakter anak yang bisa menjadi bekal Mama dalam mendidik si Kecil. Selain mengajar, mendidik danbisa menjadi sosok yang baik untuk ditiru anak,orangtua juga manusia yang perlu terus belajar. Jadi, jangan lelah untuk terus belajar ya, Ma.sahabat SMC
Source: https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/dela-fauzia/perilaku-anak-cerminan-orangtua/7?page=all